Translate

Wednesday, February 5, 2014

"Describe Guru Sosiologi bimbel kamu, dong!" (via ask.fm)

Namanya Nurul Hidayat, kami memanggil beliau Kak Nur, kadang-kadang Kak Dayat, ada pula yang memanggil beliau Abi Nur, walaupun pada akhirnya ia kembali memanggil beliau dengan sebutan Kakak. Beliau seorang sarjana pendidikan sosiologi di UNJ, dulunya seorang diploma multimedia (mudah-mudahan ingatan saya tidak salah).

Secara fisik, tak ada yang istimewa dari beliau (untuk selera masyarakat Indonesia pada umumnya). Kulitnya eksotis, tetapi sayang, masyarakat kita lebih menyukai kulit bening layaknya bintang film Korea yang banyak diulas di tiap majalah. Badannya tidak begitu tinggi untuk ukuran tinggi badan lelaki, perkiraan saya, tinggi badannya mungkin hanya 160 cm. Ya ... wajahnya tidak buruk rupa, tetapi harus saya akui bahwa ada lelaki yang lebih tampan dari beliau.

Nurul Hidayat dalam sebuah yudisium, seminar Jurusan Sosiologi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Fakultas Ilmu Sosial
Kak Nur dalam sebuah yudisium
Akan tetapi, tak adil jika kita hanya menilai seseorang dari fisiknya saja. Pemuda yang dikenal dekat dengan Ibu Rofiqoh, guru Sosiologi di tempat saya bersekolah itu berjiwa humoris, dan itulah yang membuat beliau memiliki kepribadian yang menarik. Beliau juga dikenal sebagai pribadi yang hangat dan mudah berbaur dengan kami, para murid yang berwawasan seluas kubangan air hujan saja, tetapi mau terus belajar. Beliau bersedia membimbing kami memahami Sosiologi secara utuh, walaupun beliau sadar, untuk mencapai pemahaman yang utuh, dibutuhkan ketabahan, kesabaran, dan waktu yang sangat panjang. Beliau pula yang pertama kali menyadarkan saya bahwa Sosiologi bukanlah ilmu hafalan, tetapi merupakan ilmu yang membutuhkan pemahaman dan penghayatan agar ilmu tersebut dapat diterapkan utuk memperbaiki kehidupan masyarakat Indonesia.

Aku hanya berharap agar Dia yang menciptakan alam semesta ini senantiasa melimpahkan kesabaran, kesehatan, umur panjang, dan kebahagiaan bagi beliau, sehingga beliau memiliki lebih banyak kesempatan untuk mengamalkan ilmu yang beliau dapatkan di bangku kuliah demi kemajuan masyarakat.

No comments:

Post a Comment

Mau sambil diskusi, silakan ... mau sambil promosi, silakan juga ... yang penting tetap menjaga tatakrama di dunia maya.